Selasa, 22 November 2016

EMPLOD


* EMPLOD

(Emplod Singkong)

Emplod adalah makanan yang berasal dari singkong kukus yang ditumbuk halus. Dicampur dengan parutan kelapa. Dibentuk segi empat pipih. Lalu digoreng sampai kulit luarnya renyah dan kering. Tebalnya sekitar satu cm. Panjang 8 cm. Lebar 4 cm. Ada juga yang membentuknya menjadi jajaran genjang. Tergantung kreatifitas pembuatnya. Bentuknya memang cukup besar untuk ukuran cemilan. Makanya seringkali Emplod diidentikkan dengan penganan untuk sarapan pagi di daerah kami, Tanjungsari, Sumedang. Makan dua atau tiga buah saja perut rasanya sudah kenyang. Ditambah segelas teh hangat, atau secangkir kopi tubruk. Lengkaplah sudah sarapan pagi. Perut menjadi tahan lapar sampai acara makan siang menjelang.
Bentuknya memang jauh berbeda dengan Emplod dari daerah Garut yang lebih terkenal dengan Endog Lewo. Meski nama dan bahannya sama, namun wujudnya berlainan. Emplod dari Garut lebih mirip kue sus kering. Tidak mengenyangkan karena sejenis snack.
Sejarah pasti Emplod sendiri tak pernah ada yang tahu. Namun banyak orang tua dulu mengatakan bahwa Emplod mulai dikenal dalam khasanah kuliner orang Tanjungsari saat perang kemerdekaan. Saat itu merupakan masa-masa paceklik. Penduduk jarang ada yang punya beras. Bercocok tanam menjadi ala kadarnya saja karena tak pernah punya waktu tenang untuk berada di sawah atau ladang. Sedangkan tanaman padi membutuhkan ketelatenan tinggi agar menghasilkan panen yang melimpah. Jalan satu-satunya adalah menanam singkong yang tak begitu ribet mengurusnya.
Penduduk setiap hari makan singkong. Dibeuleum-Diseupan, Dibeuleum-diseupan (istilah sundanya dibakar dan dikukus ). Lama-lama bosan juga makan singkong dengan cara seperti itu. Maka timbullah beragam inovasi makanan. Dari mulai Getuk, Kicimpring, Katimus, Cret-eh, Awug oyek sampai Emplod.
- See more at: http://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Aktivitas/Jelajah-Gizi/EMPLOD-SEDERHANA-TAPI-MENGENYANGKAN#sthash.zW6o72vq.dpuf
Emplod adalah makanan yang berasal dari singkong kukus yang ditumbuk halus. Dicampur dengan parutan kelapa. Dibentuk segi empat pipih. Lalu digoreng sampai kulit luarnya renyah dan kering. Tebalnya sekitar satu cm. Panjang 8 cm. Lebar 4 cm. Ada juga yang membentuknya menjadi jajaran genjang. Tergantung kreatifitas pembuatnya. Bentuknya memang cukup besar untuk ukuran cemilan. Makanya seringkali Emplod diidentikkan dengan penganan untuk sarapan pagi di daerah kami, Tanjungsari, Sumedang. Makan dua atau tiga buah saja perut rasanya sudah kenyang. Ditambah segelas teh hangat, atau secangkir kopi tubruk. Lengkaplah sudah sarapan pagi. Perut menjadi tahan lapar sampai acara makan siang menjelang.
Bentuknya memang jauh berbeda dengan Emplod dari daerah Garut yang lebih terkenal dengan Endog Lewo. Meski nama dan bahannya sama, namun wujudnya berlainan. Emplod dari Garut lebih mirip kue sus kering. Tidak mengenyangkan karena sejenis snack.
Sejarah pasti Emplod sendiri tak pernah ada yang tahu. Namun banyak orang tua dulu mengatakan bahwa Emplod mulai dikenal dalam khasanah kuliner orang Tanjungsari saat perang kemerdekaan. Saat itu merupakan masa-masa paceklik. Penduduk jarang ada yang punya beras. Bercocok tanam menjadi ala kadarnya saja karena tak pernah punya waktu tenang untuk berada di sawah atau ladang. Sedangkan tanaman padi membutuhkan ketelatenan tinggi agar menghasilkan panen yang melimpah. Jalan satu-satunya adalah menanam singkong yang tak begitu ribet mengurusnya.
Penduduk setiap hari makan singkong. Dibeuleum-Diseupan, Dibeuleum-diseupan (istilah sundanya dibakar dan dikukus ). Lama-lama bosan juga makan singkong dengan cara seperti itu. Maka timbullah beragam inovasi makanan. Dari mulai Getuk, Kicimpring, Katimus, Cret-eh, Awug oyek sampai Emplod.
- See more at: http://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Aktivitas/Jelajah-Gizi/EMPLOD-SEDERHANA-TAPI-MENGENYANGKAN#sthash.zW6o72vq.dpuf



Emplod : Snack Renyah dari Malangbong
Namanya saja sudah unik, Emplod. Beberapa orang Garut menyebutnya Endog Lewo. Endog artinya telur dan Lewo adalah daerah yang memproduksi makanan ringan ini. Tepatnya di Kp.Cicadas, Desa Sukajaya, Kecamatan Malangbong, Kab.Garut.
Terbuat dari singkong, Emplod memiliki rasa yang renyah dan enak. Bentuknya bulat menyerupai telur. Bumbunya pun sederhana. Hanya garam dan bawang putih. Emplod juga ada yang pedas, karena memang orang Indonesia menyukai penganan pedas. Meskipun belum seterkenal dodol dan cemilan khas Garut lainnya, emplod kini sudah merambah diberbagai daerah di Jawa Barat seperti Sumedang dan Bandung.
Emplod sangat cocok menemani waktu luang anda. Ketika menonton TV maupun cemilan ketika anda dalam perjalanan. Cukup dengan Rp. 15.000 anda bisa menikmati cemilan khas Garut dari kecamatan Malangbong ini.
Makanan lokal Emplod alias Endog Lewo ini mampu bertahan selama lebih dari seperempat abad di tengah persaingan aneka ragam makanan ringan. Tentu saja, hehadirannya menambah ragam khazanah kekayaan makanan lokal Garut yang sudah lebih dulu terkenal.

Emplod adalah makanan yang berasal dari singkong kukus yang ditumbuk halus. Dicampur dengan parutan kelapa. Dibentuk segi empat pipih. Lalu digoreng sampai kulit luarnya renyah dan kering. Tebalnya sekitar satu cm. Panjang 8 cm. Lebar 4 cm. Ada juga yang membentuknya menjadi jajaran genjang. Tergantung kreatifitas pembuatnya. Bentuknya memang cukup besar untuk ukuran cemilan. Makanya seringkali Emplod diidentikkan dengan penganan untuk sarapan pagi di daerah kami, Tanjungsari, Sumedang. Makan dua atau tiga buah saja perut rasanya sudah kenyang. Ditambah segelas teh hangat, atau secangkir kopi tubruk. Lengkaplah sudah sarapan pagi. Perut menjadi tahan lapar sampai acara makan siang menjelang.
Bentuknya memang jauh berbeda dengan Emplod dari daerah Garut yang lebih terkenal dengan Endog Lewo. Meski nama dan bahannya sama, namun wujudnya berlainan. Emplod dari Garut lebih mirip kue sus kering. Tidak mengenyangkan karena sejenis snack.
Sejarah pasti Emplod sendiri tak pernah ada yang tahu. Namun banyak orang tua dulu mengatakan bahwa Emplod mulai dikenal dalam khasanah kuliner orang Tanjungsari saat perang kemerdekaan. Saat itu merupakan masa-masa paceklik. Penduduk jarang ada yang punya beras. Bercocok tanam menjadi ala kadarnya saja karena tak pernah punya waktu tenang untuk berada di sawah atau ladang. Sedangkan tanaman padi membutuhkan ketelatenan tinggi agar menghasilkan panen yang melimpah. Jalan satu-satunya adalah menanam singkong yang tak begitu ribet mengurusnya.
Penduduk setiap hari makan singkong. Dibeuleum-Diseupan, Dibeuleum-diseupan (istilah sundanya dibakar dan dikukus ). Lama-lama bosan juga makan singkong dengan cara seperti itu. Maka timbullah beragam inovasi makanan. Dari mulai Getuk, Kicimpring, Katimus, Cret-eh, Awug oyek sampai Emplod.
Emplod memang cukup
- See more at: http://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Aktivitas/Jelajah-Gizi/EMPLOD-SEDERHANA-TAPI-MENGENYANGKAN#sthash.zW6o72vq.dpuf

13 komentar:

  1. Emplod mh renyah² gmna gtu yahh, haha.Ciee ah abang ryan kata² blognya bagus aneuddd, ayeee bisa mren punya aku bantuin bkinnya, hikss hihi

    BalasHapus
  2. naon emplod teh , asa nembe nguping .

    BalasHapus
  3. Pengen lah bang ryan emplod nya..

    BalasHapus
  4. diantos eta si emplod di ruang guru. nuhun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah pak,pami menakan eta oge hehehe,nalika kamari oge sesah milarian teh

      Hapus
  5. Jiga namah raos. Cing alungan lah hayang ngasaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. meser kan didinya mah tos di teungeulan artosna oge meni bareureum

      Hapus
  6. bagus kakak postingannya , jadi pengen

    BalasHapus
  7. Unncchh postingan yang keren. Pengen dunddd

    BalasHapus